-->

Asal Mula Kibuyut Urang di Pamayahan Indramayu

Oct 21, 2017
Makam Ki Buyut Urang (Gambar Akhmad Fauzi)

Jika Anda pernah berkunjung ke daerah Pamayahan di Indramayu tentu Anda akan mengetahui ada makam yang masyarakat sekitar menamakannya Kibuyut Urang. Bagaimana ceritanya sampai diberi nama Kibuyut Urang mari kita ulas ceritanya. 

Pada zaman dahulu ada seorang pangeran yang bernama Ki Gedeng Pasir, dia menuntut ilmu kepada Pangeran Cirebon selama tiga tahun. Pada suatu hari Ki Gedeng Pasir disuruh membersihkan pekarangan oleh Pangeran Cirebon.

Ki Gedeng Pasir akhirnya membersihkan pekarangan, tetapi bukan hanya rumput yang dibersihkan dia juga mencabut tanaman pisang yang ada di pekarangan tersebut sehingga Pangeran Cirebon marah. Dan kemarahannya tersebut dilampiaskan kepada Ki Gedeng Pasir dan meminta menanam pisang kembali. 

Keesokan harinya tanaman pisang tersebut tumbuh kembali, melihat hal tersebut sang Pangeran Cirebon berkesimpulan bahwa muridnya itu bukan orang sembarangan. Lama kelamaan Ki Gedeng Pasir mempercayainya dan disuruhlah dia pindah ke sebelah barat dengan membawa isteri Pangeran Cirebon yang kedua yang sangat dicintainya itu. 

“Pergilah secepatnya pada hari ini juga, pesanku seandainya dalam perjalanan nanti terjerembab maka berilah nama tempat itu Depok, dan berhati-hatilah terhadap isteri saya ini karena sedang mengandung tiga bulan, perempuan ini bakal melahirkan seorang puteri turunan ratu”. Demikian ungkap Pangeran Cirebon kepada Ki Gedeng Pasir. 

“Baiklah pangeran” jawab Ki Gedeng Pasir, beberapa hari kemudian isteri kedua pangeran Cirebon tersebut melahirkan bayi tetapi bukan perempuan melainkan seorang laki-laki. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulan berganti tahun. Anak tersebut sangat suka makan dan pandai berbicara hingga akhirnya dia menanyakan sesuatu kepada ibunya. 

“Ibu mengapa saya diberi makan ini-ini saja” kata anaknya, dan ibunya langsung menjawaba “Nang (istilah untuk anak laki-laki) karena yang memberi makan bukan ayahmu, tapi Ki Gedeng Pasir. Ayahmu adalah Pangeran Cirebon”. 

Mendengar penjelasan tersebut anaknya langsung pergi tapi tidak tahu tujuannya hingga akhirnya dia sampai ke hutan. Di tengah hutan tersebut anak tersebut bertemu dengan Raja Sumedang, kemudian sang Raja menanyakan asal-usul anak tersebut. 

Dia menjawab “Duh Gusti aku adalah anak hutan tidak punya ayah dan ibu, dan tidak mempunyai nama” demikian jawab anak tersebut. Raja pun berkata “saya mau mengurus kamu asal kamu mau mengambil dugan (kelapa muda), tetapi tidak boleh menggunakan alat dan memanjat pohon”. 

Mendengar jawaban tersebut, sang anak menangis sambil mengusap-usap pohon kelapa tersebut. Tiba-tiba pohon kelapa tersebut berubah menjadi pendek lalu dia memetik dugan tersebut dan diberikan kepada sang Raja. Tetapi apa yang terjadi dia malah diusir sang Raja Sumedang tersebut. 

Sang anak pergi sambil menangis sepanjang jalan karena sedihnya hingga akhirnya sampai ke desa Beawak (Pinggir Kali Cimanuk). Melihat sungai itu anak tadi ingin bunuh diri dengan cara terjun ke sungai. Beberapa hari kemudian anak yang ingin bunuh diri tersebut sampai ke desa Pamayahan, Indramayu. 

Kebetulan waktu itu ada Lebe (pemuka agama di desa) yang ingin mengambil air wudhu untuk sholat. Tiba-tiba dia melihat anak laki-laki yang hanyut di sungai maka ia pun mengangkat anak tersebut. 

Beruntung dia masih hidup dan kemudian dia ditanya nama dan anak siapa oleh lebe. Anak tersebut menjawab tidak punya ayah dan ibu, lagi pula belum punya nama. Kemudian sang Lebe memberi nama Urang karena diperolehnya dari Sungai. 

Lama kelamaan anak tersebut tumbuh besar, dan Ki Lebe bermaksud menikahkan Urang dengan anaknya. Keduanya akhirnya menikah dan Urang sudah menjadi menantu Ki Lebe. Pada suatu hari si Urang disuruh mengambil air, tetapi perbuatan si Urang aneh sekali, dia mengangkat air bukan dengan kaleng tetapi dengan keranjang. 

Kemampuan tersebut membuatnya dikagumi banyak orang, hingga seluruh kampung membicarakan si Urang. Hingga berita tersebut sampai pada pak Naib (Penghulu). Mendengar berita itu pak Naib berpendapat bahwa Urang itu bukan orang sembarangan. Kemudian menasehati Lebe supaya tidak lagi menyuruh si Urang. 

Dari perkawinan si Urang dengan anak Lebe tersebut dia memiliki dua orang anak yang laki-laki bernama Bagus Rangin dan yang perempuan diangkat menantu oleh orang Sumber. Setelah menikah dia akan mengirim makanan ke ibunya yang ada di Pamayahan. 

Di tengah perjalanan ada yang mencegatnya dan perempuan tersebut akhirnya dibunuh. Karena tempat dia akan Tetapi sebelum meninggal di berpegangan pada akar yang kuat maka dia berpesan bahwa berilah nama tempat ini Lajer. Maka itulah yang menyebabkan asal-usul nama Desa Lajer di kecamatan Tukdana. 

Saat jenazahnya diusung dari sanggul pengatennya semua bunganya berjatuhan maka daerah tempat bunga yang berjatuhan tersebut diberi nama Wanasari (Wana artinya Hutan, dari Sari artinya Wangi dari bunga). Maka di wilayah Indramayu ada desa bernama Wanasari di kecamatan Bangodua. 

Karena suaminya juga terluka dan beberapa bagian tubuhnya patah maka dia akhirnya dia tak kuasa dan terjatuh juga dan dia berpesan bahwa suatu hari nanti desa tempat dimana ia terjatuh diberi nama Gadel. Desa Gadel terletak di Kecamatan Tukdana Indramayu. 

Hingga suatu hari, Pangeran Cirebon mendengar kabar bahwa keturunannya ada di Pamayahan bahkan sudah memiliki anak, ia mengutus anak buahnya untuk membunuh Bagus Rangin di Pamayahan. Sedangkan kepalanya harus dibawa ke Cirebon. 

Mendengar kabar tersebut, Si Urang ketakutan dan menyuruh Bagus Rangin untuk pergi ke sebelah barat Pamayahan. Kalau ada kebon Ceplik (Kebun Cabe Rawit) berhentilah dan bertapalah di tempat itu. Kemudian tempat itu dikenal dengan nama Melanggangan. 

Balai Desa Larangan Kecamatan Lohbener Indramayu (Dok. Didno)

Di tempat itulah Bagus Rangin bertemu dengan utusan dari Cirebon, utusan tersebut mengatakan bahwa dirinya diutus Pangeran Cirebon untuk membunuh Bagus Rangin. Karena sedihnya dia kemudian meneteskan air mata. Maka dia berpesan bahwa tegalan ini diberi nama Larangan. Maka sekarang ada Desa Larangan kecamatan Lohbener. 

Lalu Bagus Rangin dipotong kepalanya oleh utusan dari Cirebon tersebut, dan kepalanya dibawa untuk diberikan kepada Pangeran Cirebon. Setibanya di Cirebon kepala Bagus Rangin tersebut berubah menjadi batang pisang. 

Sebelum Bagus Rangin meninggal dia berpesan supaya dikuburkan di Pamayahan dan tempat itu diminta diberi nama Ki Buyut Urang. Hingga saat ini Ki Buyut Urang masih ramai dikunjungi oleh peziarah dan diperingati setiap tanggal 12 bulan Maulud.

Cerita ini dikutip dari buku Sejarah Indramayu Karya H. A. Dasuki. 

15 komentar for Asal Mula Kibuyut Urang di Pamayahan Indramayu :

  1. Maaf, sejarah ini dari mana sumber nya?
    Buyut Rangin bukan anak dari Buyut Urang. Tapi anak dari adik perempuan nya Buyut Urang. NYI BAGUS SANTIYEM.

    Buyut Urang, memiliki keturunan 3 orang. NYI RESIK, D. SURAPERSANDA, D. SURASAKTI.

    Tolong, sebelum membuat blog dan memposting,di cek ulang kebenarannya.

    Terima kasih.
    Bagus Risna

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya sudah tulis berdasarkan buku Sejarah Indramayu Karya H.A Dasuki mba Risna

      Delete
  2. Buyut urang/ pangeran Surajatikusuma
    Sampai di Pamayahan setelah TAPA NGENTIR selama ber bulan-bulan dari Hulu sungai Cimanuk.
    TAPA NGENTIR ini di lakukan atas petmintaan dari ayahanda (SINUHUN SEPUH CIREBON) mengingat beliau adalah putra dari istri selir, kemudian siberi mandat untuk memimpin KERAJAAN PULO MAS yang ada di partai utara INDRAMAYU. Sedangkan Patihnya mengambil dari ALAS ROBAN Jawa Tengah, yang bernama PRABU BERAJI.
    Ketika terdampar di PAMAYAHAN sebagai akhir dari tapa ngentir beliau di tolong oleh seorang Lebe (pemuka agama) di pemayahan.
    Ini sebatas untuk meluruskan perjalanan beliau sampai di pamayahan sebelum akhirnya di kukuhkan sebagai Raja di Kraton Pulo Mas.

    Setelah dikukuhkan menjadi penguasa di Kraton Pulo Mas beliau tidak pernah sowan ke Keraton Cirebon. Sehingga dianggap sebagai prmbangkang.
    Kemudian Sinuhun sepuh menganjurkan kepada Raja agar titangkap hidup ataupun mati dan memerintahkan KI GEDENG TRUSMI (Makam di Cirebon) untuk menangkap beliau.
    Setelah merasa berhasil menangkap dan memenggal kepala ki Bagus Urang, kemudian kepalanya dibawa menghadap Sinuhun Cirebon, akan tetapi ketika bungkusan di buka yang ada adalah Buah Kelapa, dan Ki Bagus Urang saat itu ada di Balairunh bersanding dengan Sinuhun.

    Ini untuk MELURUSKAN SEJARAH LELUHUR KAMI. Terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini juga sumbernya dari mana ko bisa ada hubungan dengan pulomas pulomas itu kerajaan goib ,data pendukungnya apa adakah petilasan dan lain sebagainya

      Karena pulomas itu milik Raden Werdinata dan patih Jongkara.

      Delete
    2. melenceng jauh critanya,mohon maaf saya keturunan buyut lebe embat embat(lebe pamayahan) yg pertama kali menemukan buyut urang(suradikusuma) yang hanyut di sungai cimanuk

      Delete
    3. Jadi yang bener yang mana ni mas soal nya saya juga asli dari pamayahan, dapet tugas untuk nulis sejarah buyut masing masing desa ๐Ÿ™

      Delete
    4. tau ga mas siapa ayah.dan ibuny pengeran surahadikusuma

      Delete
  3. wah mba byk tau sejarah y.bs minta no hpnya? atau no wa?

    ReplyDelete
  4. Iya padu bae ari cerita sejarah kuh deuuhh ..

    ReplyDelete
  5. Wis aja bribin' Khususon Mbah Buyut Urang Karuhun Pamayahan Alfatihah..

    ReplyDelete
  6. Bingung ceritanya buyut urang dibunuh ki bedeng Trusmi/buyut Trusmi,buyut urang katanya masih ada kerabat dengan buyut arsitem(sumber jatitujuh majalengka).sedangkan saya punya ibu asal keturunan Trusmi(mama Sastro)dan bapak saya katanya masi keturunan buyut sarjem terus buyut Arsitem.

    ReplyDelete
  7. Aduh pd urusan sejarah ya kt sing masih turunan meneng bae...ari cerita kuh akeh versine wong...sekilas sing kita mbah buyut urang anak tunggal sultan khomarudhin 8 duwe istri nyi gede leuwi seeng.sultan khomarudin ninggal terus nikah karo ki buyut waridah keturunan ki geden pasir saking bani israil duwe anak 3 byut arsitem .raden seca yuda ana ning jepang lan ki sidum ana ning desa ligung.hanya kilasan bae ya upae weruh saking kula Hansori kesmex wassalam
    ...

    ReplyDelete
  8. Punten kula keturunane melu nimbrung....

    ReplyDelete
  9. Wis aja pada ribut,karo kakang adi,reang sg jalur mbah buyut surapersanda,melu silaturahim karo dulur

    ReplyDelete
  10. Terima kasih para sedulur, yang mau mengingat leluhur kami, Buyut urang / P. Raja suradi kusuma / p, surajati kusuma / Prabu Pakungwati / P. Serangin / P. Kumis / Ki Geden Pamayahan / Cangga Mayahan.
    Memiliki lima keturunan :
    1. P. Sura sakti
    2. P. Sura Persanda
    3. P. Sura Wangsabratha
    4. P. Sura Sahaq
    5. Nyimas Sura Santi. ๐Ÿ™

    ReplyDelete