-->

KH Syakur Yasin: Tawadu Itu kepada Semua Tingkatan Manusia

May 29, 2022

KH Syakur Yasin (Sumber: Tangkapan layar YouTube KH Buya Syakur Yasin MA


Ulama asal Indramayu, KH Abdul Syakur Yasin, memberikan nasihat tentang tawadu ke para jemaah pengajian rutinnya pada Minggu, 22 Mei 2022.
 

Buya Syakur memberikan nasihatnya tersebut saat menanggapi pertanyaan salah satu jemaah pengajian Fathur Rabbani yang disiarkan di kanal YouTube KH Buya Syakur Yasin MA.
 

Kiai yang dikenal dengan Buya Syakur itu menyatakan bahwa sikap tawadu yang kita butuhkan tersebut bermakna perasaan merendahkan hati, bukan merasa hina atas dirinya sendiri.
 

“Tawadu itu dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, jadi ketika kita mengalami kegamangan untuk memposisikan diri kita di tengah masyarakat, bahwa saya ini di level ke berapa sehingga ketika mencari tempat duduk pun, jangan malu untuk bertanya kepada penerima tamu.
 

“Jangan asal duduk apalagi di acara yang pakai protokoler. Tempat duduk sudah diatur, kita jangan dulu ambil tempat duduk, kan malu kalau diusir. Tawadu itu diperlukan (di situ),” katanya.
 

Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Cadangpinggan Indramayu tersebut, orang dengan sikap tawadu memiliki keindahan tersendiri.
 

“Ketika saya meminta kepada seorang perempuan untuk bikin sambal goreng karena kita punya hajatan. Dia mengatakan, "Buya, saya ini orang kampung, bukan ahli masak, saya nggak yakin masakan saya sedap. Tapi kalau nggak enak, jangan marah ya". Ternyata masakannya nggak enak, tidak bisa saya salahkan,” tuturnya.

 

“Tapi kalau sikapnya sombong, ternyata (masakannya) nggak enak, tercela nggak? Jadi tidak salah orang tawadu itu. Tetapi di sini sering kali kita tidak sadar, dikiranya kita ini merasa sudah tawadu, ternyata tidak, masih dalam kepura-puraan,” katanya.
 

Berkaitan dengan salah satu sikap terpuji itu, Buya Syakur menekankan agar kita benar-benar mengamalkan tawadu tersebut, bukan pura-pura mempraktikannya.
 

Dalam mengakhiri nasihatnya, ia menekankan agar kita mempraktikkan sikap itu kepada semua orang tanpa memandang status sosial ataupun gelar.
 

“Tawadu itu bukan kepada orang di atas, tetapi kepada semua tingkatan manusia. Mau gembel, mau orang kaya, nggak ada urusan, kita bertawadu,” ujarnya.

0 komentar:

Post a Comment test