-->

Film Tentang Musik Tarling Sudah Tayang di Channel Cinema Indramayu

Jan 1, 2021


Di tengah masa pandemi, para konten creator dari Indramayu terus berkreasi untuk membuat konten-konten menarik. Tidak ketinggalan dengan Cinema Indramayu yakni konten kreator yang mengangkat konten lokal tentang sejarah, seni, budaya, tokoh dari Indramayu.


Film kelima yang digarap oleh Cinema Indramayu ini berjudul Tarling Musike Wong Dermayu. Film pendek ini mengangkat cerita tentang sejarah Seni Tarling dari generasi pertama yakni dari Mama Soegra hingga sekarang.


Baca Juga : Tarling itu Berasal Dari Indramayu


Film ini menghadirkan beberapa legenda tarling Indramayu yang masih hidup hidup seperti Hj. Dadang Darniah, Ipang Supendi dan Budayawan Supali Kasim. Selain itu menghadirkan narasumber yang dekat dengan Mama Soegra seperti Ramdhan A. Kriestanto.


Menurut Supali Kasim, Tarling pertama kali diperkenalkan oleh Soegra dimana awalnya mendapatkan gitar dari bapaknya Ki Talam yang mendapatkan pesanan memperbaiki gitar milik orang Belanda sekitar tahun 1930-an di Kepandean Indramayu.  


Karena gitarnya tidak diambil-ambil oleh orang Belanda tersebut, kemudian Bapak Talam dan Soegra mencoba gitar tersebut. Padahal gitar tersebut merupakan alat musik dari Eropa. Dipetik dan dimainkan oleh Bapak Talam dan Soegra sehingga menghasilkan laras gamelan. Kemudian ada temannya yang menggunakan suling dan ternyata nyambung maka musik tersebut dinamakan Tarling atau Gitar dan Suling.


Karena musik tersebut mulai dikenal oleh masyarakat, pada suatu hari Mama Soegra diundang di toko Pranti di Indramayu. Kemudian orang-orang di pasar tersebut mendengarkan suaranya Mama Soegra. Dulu hanya musik dari gitar dan suling kemudian ditambah dengan nyanyian.


Bayaran untuk penampilan musik tarling pada zaman dahulu hanya diberi makan dan pulangnya diberi berkat atau makanan yang dibungkus. Belum ada panggung masih lesehan hingga tahun 1950-an atau generasi pertama.


Kemudian ada lagi Mama Jayana yang mulai menyebarkan tarling hingga ke daerah Cirebon. Lagu-lagunya masih tarling klasikan. Belum ada lagu yang nadanya cepat. Kemudian ada lagi H. Abdul Ajid, Kang Ato, Dadang Darniah, dan Mimih Carinih. Pada tahun 1960-an grup tarling justru ramai dari Cirebon. Lagu terkenal pada saat itu seperti Warung Pojok yang nadanya agak cepat dan ternyata diterima oleh masyarakat.


Tarling mengalami perubahan karena musik tarling bukan kesenian istana centris atau asal-usulnya dari istana atau keraton. Sehingga pada tahun 1980-an mengalami perubahaan lagi dengan masuknya unsur dangdut. yang memulainya Maman Suparman, Udin Zaen dan Ipang Supendi yang merupakan generasi ketiga dari musik tarling.

 

Lagu-lagu tarling pada generasi ketiga temponya semakin cepat, alat-alatnya sudah mengikuti music dangdut seperti adanya kendang, terompet, gitar dan organ, begitu juga dengan panggungnya. Namun demikian ada yang tidak berubah yakni menggunakan bahasa daerah Indramayu atau Cirebon.   


Namun sayangnya kesenian tarling yang aslinya sudah semakin punah, demikian keprihatinan para musisi tarling legendaris seperti Hj Dadang Darniah, dan Ipang Supendi agar pemerintah memperhatikan nasib musik tarling dan kondisi para seniman tarling saat ini.


Pemeran film Tarling Musike Wong Dermayu : Bayu Kurniawan (Baim), Komara (Komeng), Ulfi (Penyanyi),  Kang Didno, Hj Dadang Darniah, Ipang Supendi, Supali Kasim, dan Ramdhan. Didukung oleh Tim Cinema Indramayu yakni Teja, Dzul Fikri Ramdhani, Danny Dzulkarnaen, dan Teja Swarsono, kreatif Widi Alste, serta Penulis Skenario dan Sutradara Fatria Iman Nissa.      


Bagaimana cerita lengkapnya silakan saksikan Film Tarling Musike Wong Dermayu 


0 komentar:

Post a Comment test