-->

Asal-usul Desa Tegalurung, Balongan, Tegalsembadra, Sudimampir dan Tugu

Oct 25, 2017
Kantor Kuwu Tegalsembadra (Gambar Tripmondo.com)

Dahulu kala yang berkuasa di Dermayu (Indramayu) adalah seorang raja yang mempunyai sifat pemarah. Segala permintaannya harus dilaksanakan. Kesenangannya adalah mencari isteri. Dimana ada wanita cantik dia akan terus berusaha untuk mendapatkannya hingga berhasil memperisteri. 

Pada suatu hari Ki Gedeng dengan beberapa lurah yang ada di kerajaan Dermayu dipanggil untuk menghadap raja. Di antaranya ada seorang lurah yang sangat terkenal yakni Ki Gedeng Singaraja. Semua Ki Gedeng dan lurah berkumpul di kelurahan dan raja berkata “Hai kamu semuanya, tahukah kamu tempat wanita-wanita yang cantik?”.

Tidak seorang pun yang menjawab pertanyaan sang raja itu, karena mereka tidak mengetahui tempat wanita yang dimaksud. Akhirnya raja sangat marah, karena menurut perkiraannya masih banyak wanita-wanita yang cantik, terutama di Desa Pecuk. Tak lama kemudian disuruhlah Ki Gedeng Singaraja pergi untuk mencari wanita cantik di Desa Pecuk. 

Saat rombongan Ki Gedeng Singaraja akan pergi ke Pecuk, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang gagah dan berperangai baik bernama Asmajati. Laki-laki tadi datang dengan maksud untuk mencari pekerjaan di tempat Ki Gedeng Singaraja. 

Di Desa Pecuk ada seorang Ki Gede bernama Ki Tanda Warta, ia mempunyai gadis cantik bernama Nyi Mas Tanda Warti. Selain seorang puteri ternyata Ki Gedeng Pecuk mempunyai pamongan atau pembantu yang berbeda dengan sifat dan rupanya manusia biasa, dia adalah Ketopeng Reges yang tidak lain seorang raksasa. 

Ketopeng Reges selalu membuat ribut orang sekampung, dia tinggal disitu hanya berpura-pura karena maksud sebenarnya adalah ingin mengawin puterinya. Tetapi Nyi Mas Tanda Warti bergumam “masa aku harus kawin dengan golongan setan”. 

Pada suatu hari Ki Tanda Warta, Nyi Mas Tanda Warti dan Ketopeng Reges sedang duduk-duduk, dengan tidak diketahui sebelumnya tiba-tiba datanglah utusan dari Kaotan (Raja Dermayu). Pada waktu itu Asmajati tidak mau singgah tempat yang dituju utusan raja. Maksud utusan itu dikatakan kepada Ki Tanda Warta yakni ingin melamar puterinya. 

Setelah ditanya kepada puterinya, dia mau dijadikan permaisuri raja Dermayu, tetapi dia mempunyai permintaan yakni mau dijadikan isteri raja asalkan semua utusan itu dapat membunuh Ketopeng Reges, demikian ucap Nyi Mas Tanda Warti. 

Mendengar jawaban puteri tadi, Ketopeng Reges berkata “Seandainya kau tolak permohonan itu, beranikah raja Dermayu mengancammu”. Ucapan Ketopeng Reges membuat utusan dari Dermayu marah, kemudian Ketopeng Reges dibanting oleh utusan Raja Dermayu, hingga akhirnya terjadi peperangan antara utusan Dermayu dengan Ketopeng Reges. 

Melihat kejadian tersebut Ki Gedeng Singaraja meminta bantuan Asmajati. Dia berkata kepada Asmajati bahwa barang siapa yang bisa membunuh Ketopeng Reges maka dia bisa memperisteri Nyi Mas Tanda Warti. 

Mendengar perkataan dari Ki Gedeng Singaraja tersebut Asmajati langsung menghadapi Ketopeng Reges. Karena kesaktian Asmajati maka Ketopeng Reges bisa dikalahkan olehnya. Tetapi setelah perang berakhir sang puteri tidak mau menikah dengan raja Dermayu. 

Ki Gedeng Singaraja lalu melaporkan hal tersebut kepada Raja Dermayu, tetapi akhirnya Nyi Mas Tanda Warti dibawa paksa dan diserahkan kepada Raja Dermayu. Tetapi dengan kepandaiannya Nyi Mas Tanda Warti bisa meloloskan diri dan ikut dengan Asmajati. Akhirnya Asmajati diberi hukuman oleh beberapa lurah tetapi karena kesaktiannya dia bisa melarikan diri bersama Nyi Mas Tanda Warti.  
Beberapa hari kemudian tersebutlah di suatu tempat seorang tokoh bernama Ki Gedeng Grogol. Dia mempunyai tiga orang anak yang semuanya laki-laki. Masing-masing bernama Raden Suralea, Raden Kapetakan dan yang bungsu Raden Lemaju yang mempunyai isteri bernama Nyi Warna Kersa yang memiliki nama lain yakni Nyi Tenajar. 

Berita tentang Dermayu yang kurang aman akhirnya sampai juga ke telinga Ki Gedeng Grogol. Dengan demikian maka disuruhlah anak-anaknya Suralea dan Kapetakan untuk menjaga isteri Lemaju yang sangat cantik jelita karena Lemaju ternyata bertugas di Dermayu. 

Setelah kedua kakaknya datang, si isteri Lemaju pergi ke air untuk membersihkan beras. Tiba-tiba lewatlah utusan raja dan disangkanya puteri Nyi Mas Tanda Warti. Maka dibawalah isteri dari Lemaju tersebut ke Dermayu. 

Pada waktu itu Lemaju sedang bertugas menjaga keamanan di Dermayu. Dia selintas melihat isterinya di bawa ke tempat raja, dan raja Dermayu rupanya tertarik dengan puteri yang tidak lain adalah isterinya Lemaju. Tetapi karena Lemaju seorang bawahan maka dia akhirnya merelakan isterinya dijadikan isteri raja. 

Tetapi kedua kakaknya tidak rela melihat hal tersebut. Akhirnya terjadilah peperangan antara kedua laki-laki dengan raja Dermayu dan bisa mengalahkan keduanya. Lemaju akhirnya menyerahkan isterinya asalkan dengan syarat yakni : 
  1. Kaotan sesudah diberi puteri itu tidak boleh menikah lagi. 
  2. Harus mau menjalankan syariat Islam 
  3. Mulai saat itu Kaotan harus sembahyang. 
Mendengar syarat-syarat itu raja Dermayu menjadi murka, syarat pertama dan kedua mau dilakukan tetapi dia tidak mau melakukan syarat ketiga. Dia mau melakukannya asalkan air yang dipakai untuk berwudhu adalah air darah Lemaju. 

Walaupun demikian Lemaju bersedia untuk disembelih. Melihat hal tersebut sang isteri pingsan tetapi akhirnya raja Dermayu masuk Islam. Tetapi sebenarnya hanya ingin menikah dengan isterinya Lemaju.  

Raden Suralea dan Raden Kapetakan yang berada di Grogol mendengar tentang kematian Lemaju langsung marah dan meminta Nyi Wana Kersa untuk mencari kepala suaminya. Dengan tidak disangka-sangka ditemukan kepala suaminya dan kemudian dibawa lari. 

Melihat kelakuan isterinya, sang Raja Dermayu marah sekali, kemudian puteri tadi dikejarnya. Karena musuhnya seorang wanita sebenarnya sang raja merasa malu tetapi dia akhirnya tetap mengejar juga. Puteri tersebut masuk ke lorong-lorong tegalan untuk bersembunyi. Tempat yang jadi persembunyian puteri Nyi Wana Kersa tersebut akhirnya jadi nama desa yakni Tegalurung

Nyi Wana Kersa terus berlari dan bersembunyi di balong atau kolam, maka tempat persembunyinya tersebut dinamakan Balongan. Wana Kersa kemudian lari menuju tegalan-tegalan dan sekarang desa tempat sembunyi di tegalan tersebut dinamakan Desa Tegalsembadra

Wana Kersa waktu nafasnya tersengal-sengal seakan-akan akan mati dan dia minta pertolongan kepada Allah SWT agar diberi umur yang panjang untuk menjalani hidup, maka desa tersebut dinamakan Sukaurip (urip artinya hidup).

Sesudah beberapa desa dilewati akhirnya dia berhenti di suatu tempat untuk beristirahat dan tempat tersebut dinamakan Sudimampir. Kemudian Wana Kersa meneruskan perjalanannya dan lari menuju ke sebuah tugu akhirnya tempat itu dinamakan Desa Tugu

Setelah beberapa tempat dilewati akhirnya Wana Kersa sampailah di tempat yang dituju yakni Grogol. Sesampainya di tempat itu kepala Lemaju akhirnya diserahkan kepada ayahnya. Karena kesaktian ayahnya Ki Gedeng Grogol, tiba-tiba Lemaju yang sudah meninggal bisa hidup kembali dan Wana Kersa bisa hidup bahagia dengan Lemaju. Cerita ini dikutip dari Buku Sejarah Indramayu karya H.A Dasuki.

1 komentar on Asal-usul Desa Tegalurung, Balongan, Tegalsembadra, Sudimampir dan Tugu