-->

Sejarah Batik Indramayu dan Perkembangannya

Mar 23, 2015
Motif batik Iwak Etong (foto batik-tulis.com)

Batik Indramayu sering juga disebut sebagai Batik Dermayon, batik ini tergolong batik pesisir. Batik Indramayu memiliki ciri khas tersendiri, corak-coraknya yang khas tidak akan dijumpai pada batik daerah lain walaupun ada kesamaan dalam hal ragam dan hias dengan batik lain, tetapi gaya serta pewarnaan pada batik Indramayu tetap berbeda. 

Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh kehidupan yang datang dari luar dengan berbagai unsur antara lain kepercayaan, lingkungan dan adat istiadat yang ada di sekitar wilayah Indramayu. 

Dalam hal motif dan warna batik, nyata sekali perbedaannya antara batik klasik Indramayu dengan batik klasik Cirebon (Trusmi). Batik Indramayu banyak mendapat pengaruh dari daerah pesisir utara Jawa Tengah (Lasem), sedangkan batik Cirebon mendapat pengaruh dari daerah pedalaman Jawa Tengah (Pengging Solo). 

Pembuatan batik klasik Indramayu diperkirakan sudah dimulai pada masa kerajaan Demak (tahun 1527) karena banyak pengrajin dari Lasem yang hijrah ke Indramayu. Oleh karena itu batik Indramayu ada yang hampir sama motifnya dengan motif Lasem yang didalamnya sudah dipengaruhi oleh motif Tiongkok. Meskipun begitu, batik dari Jawa Tengah ini masuk ke Indramayu melalui perantara pedagang-pedagang yang mondar-mandir antara Jepara dan Banten. 

Ki Gede Trusmi dan Ki Gede Pengging (Kebo Kenanga) adalah murid Syekh Lemahabang, mungkin banyak orang-orang dari Pengging Solo yang hijrah ke Trusmi dan disana mereka mengembangkan industri batik sampai sekarang. 

Dengan demikian bisa dipastikan bahwa industri batik di Indramayu sudah berkembang sejak zaman Demak, sedangkan di Cirebon (Trusmi) baru berkembang pada zaman Pajang. Mungkin sesudah orang Pajang runtuh (tahun 1585) banyak orang Pajang yang hijrah ke Trusmi dan disana mengembangkan industri batik. 

Terlepas dari polemik siapa yang lebih dahulu menguasai seni batik beserta ragam hiasnya, daerah Cirebon dan Indramayu sama-sama merupakan kota Pelabuhan dan kota dagang dengan letak geografis berdekatan sehingga saling mempengaruhi dalam ragam hias batik tidak terelakan. Hal yang menarik adalah corak batik kedua daerah tersebut mempunyai perbedaan tetapi juga memiliki kesamaan. 

Ciri ragam hias batik Indramayu adalah ungkapan rupa yang datar, lugas, sederhana dan tidak mengandung makna simbolis, sedangkan ragam hias batik Cirebon berdasarkan makna pelambangan, aturan tertentu, pola penggambaran perspektif seperti lukisan, karakter garis halus dan detil, warna khas kuning Cirebon. 

Ragam hias batik Indramayu merupakan ciri khas pesisiran sedangkan ragam hias batik Cirebon tidak bisa sepenuhnya dikatakan pesisiran karena latar budaya keratonnya sangat dominan. Indramayu sebagai kota pelabuhan yang memperdagangkan barang-barang dagangan seperti keramik dan sutera Cina, berperan mengenalkan kepada masyarakat Indramayu akan keindahan ragam hias Cina. 

Bermukimnya masyarakat Cina di Indramayu menciptakan interaksi sosial budaya yang harmonis dengan penduduk lokal, dapat dilihat dari perpaduan dalam ragam hias batik lokal dengan budaya Cina. 

Kain-kain batik Indramayu yang dasarnya tidak memiliki tradisi pencantuman nama atau tanda tangan si pengrajin atau pengusaha, lain halnya dengan kain-kain batik Pekalongan seperti batik Belanda dan Cina yang nama perancangnya dicantumkan, misalnya batik Van Zulyen dan lain sebagainya. 

Dengan tidak adanya pencantuman nama tersebut, pencarian secara akurat siapa pembuat atau pemilik kain batik tersebut menemui kesulitan. Maka daeran pecinan yang menjadi tempat tinggal turun temurun masyarakat Cina di Indramayu menjadi salah satu sumber data sejarah perkembangan batik pengaruh Cina di Indramayu. 

Dikutip dari buku batik Indramayu Dekranasda Kabupaten Indramayu

2 komentar for Sejarah Batik Indramayu dan Perkembangannya :